Jumat, 28 Desember 2012

Toilet Pintar : Solusi Cerdas Penyediaan Air Bersih di Tempat Wisata


Toilet merupakan salah satu sarana sanitasi yang paling vital. Sarana toilet umum merupakan salah satu jenis toilet yang diperuntukkan untuk masyarakat umum yang berkunjung ke suatu tempat. Sering kali disebutkan bahwa toilet umum adalah toilet ketika jauh dari rumah. Dengan demikian  pengguna toilet umum akan sangat beragam dan senantiasa berganti, akibatnya toilet umum merupakan tempat yang potensial sebagai sarana penyebaran penyakit bila sanitasi dan higienenya tidak dipelihara dengan baik. 

Gambar 1. Gambar diatas ini, saya ambil di salah satu Toilet yang ada 
di Pantai Parang Tritis, Yogyakarta

Menurut Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra Dinkes Bantul, Yanatum Yunadiana, menyebutkan bahwa telah terjadi pencemaran E.colli pada sumur-sumur warga Bantul (Harian Jogja Express Rabu, 29 Agustus 2012). Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah berencana untuk melanjutkan penilaian terhadap kebersihan toilet tidak hanya di lingkungan Bandara tetapi juga di tempat-tempat wisata.
Studi Water and Sanitation Program (WSP)  menyebutkan, bahwa sanitasi buruk juga berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup serta berimbas ke dunia wisata. Dampak pariwisata di Indonesia berupa kerugian ekonomi turis karena buruknya sanitasi bisa mencapai Rp 1,465 triliun pada 2005. Sementara itu, dampak kesejahteraan lain berupa penggunaan waktu yang tidak produktif setara dengan Rp 10,770 triliun (Naylanews.blogspot.com).
Daerah Istimewa Yogyakarta  merupakan daerah tujuan  pariwisata berbasis budaya dengan dukungan keragaman obyek dan daya tarik wisata. Pada tahun 2009, tercatat 2,9 juta turis domestik dan sekitar 123 ribu wisatawan mancanegara datang dan menginap di DI Yogyakarta (Jogja.tribunnews.com). Perkembangan industri pariwisata juga menambah jumlah pekerja yang bergerak di industri tersebut. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki puluhan tempat tujuan wisata yang terdiri dari wisata sejarah, alam, belanja dan pendidikan. Dari hasil survey yang dilakukan terutama wisata perairan yaitu pantai masih sedikit jumlah fasilitas toilet atau bahkan tidak tersedia dan jauh dari pantai. Di Yogyakarta terdapat beberapa daerah tempat wisata yang kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sanitasi antara lain daerah Gunung Kidul dan tempat wisata Merapi. Badan dunia UNESCO sendiri pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 60 ltr/org/hari (tapaklangit.blogspot.com).
Problem air bersih juga masih terus menggelisahkan warga di obyek wisata Kaliurang, Sleman, DI Yogyakakarta. Baik itu pemilik warung makan, hotel, penginapan, maupun wisma. Sejak meletusnya Gunung Merapi akhir 2010 lalu hampir semua sumber air yang berada di kaki Gunung Merapi tersumbat oleh material Merapi yang hingga kini belum bisa teratasi. Beberapa warga di Kawasan Wisata Kaliurang menyatakan, ini merupakan problem air pertama yang di alami oleh warga.
Tahun-tahun sebelum Merapi meletus, air bersih tidak masalah,bahkan cenderung melimpah karena banyaknya sumber air. "Namun hampir dua tahun ini warga banyak kekurangan air," kata Bu Ning, Senin (14/5), pemilik warung makan.
Berharap perbaikan sumber air belum memungkinkan, karena tebalnya material Merapi yang membenam sumber air. Untuk memperoleh air bersih, warga harus membeli air dari unit mobil tanki dengan harga relatif mahal di banding saat mereka masih mengandalkan sumber air, atau sambungan dari perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Sleman. Harga per tanki berisi 5.000 liter mencapai Rp 150.000.
Problem air ini yang diduga menjadi salah satu penyebab belum pulihnya kunjungan ke wisata Kaliurang. "Dulu sebelum Merapi meletus, hampir setiap hari ada pengunjung yang menginap di penginapan saya. Namun sekarang satu minggu saja, belum tentu mendapatkan tamu," kata seorang pemilik penginapan.
(http://www.kotajogja.com/berita/index/Air-Bersih.-Problem-Bagi-Obyek-Wisata-Kaliurang-)
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2012 di wisata pantai, khususnya di tempat wisata Pantai Depok Bantul telah terdapat saluran limbah dengan sistem komunal dari seluruh toilet umum yang ada. Akan tetapi pembangunan saluran limbah dengan sistem komunal ini tidak dapat berjalan lagi sesuai dengan fungsinya. Hal ini disebabkan oleh jenis konstruksi yang telah dibangun tidak sesuai dengan keadaan geografis di Pantai Depok. Dikarenakan sistem komunal tidak dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, maka masyarakat sekitar kembali menggunakan saluran pembuangan yang dibuat secara swadaya dengan sistem peresapan. Dimana telah diketahui bahwa pembuangan limbah dengan cara peresapan dapat berpotensi tinggi menyebabkan pencemaran lingkungan

Gambar 2. Saluran pembuangan air limbah kamar mandi dari warung-warung
ke arah pantai Parang Tritis

Gambar 3. Saluran pembuangan air limbah kamar mandi dari warung-warung
ke peresapan yang tidak memenuhi syarat

Dengan meningkatnya jumlah wisatawan maka otomatis jumlah pemakaian toilet umum meningkatkebutuhan akan air bersih juga akan bertambah, maka guna memberikan salah satu alternatif untuk mencukupi kebutuhan air bersih pada tempat wisata adalah dengan mendaur ulang limbah cair dan padat dari toilet umum dengan “Toilet Pintar”. Selain itu, Toilet ini juga dilengkapi dengan poster dan design alat pengolahan yang harapannya dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat khususnya pengguna toilet tentang limbah Toilet. Toilet Pintar merupakan wacana sekaligus akan sangat tepat jika diaplikasikan dalam dunia pariwisata.

Gambar 4. Skema prototipe proses pengolahan limbah kamar mandi menjadi air bersih

Dengan hasil inovasi ini diharapkan pemerintah terutama Dinas Pariwisata khususnya Propinsi DI Yogyakarta dapat memanfaatkan teknologi yang akan dibangun sebagai pilot project percontohan bagi daerah pariwisata lain terutama tempat wisata yang kesulitan air pada waktu musim kemarau. Sehingga nantinya kedepan pariwisata dibidang apa saja di Yogyakarta dapat lebih berorientasi ke lingkungan.
Artikel ini saya buat menjelang ‘eksekusi’ tugas akhir di bangku kuliah sekaligus saya ikut sertakan dalam lomba di Blogdetik. Saya berharap banyak ide sederhana ini bisa menjadi solusi tepat bagi permasalahan kelangkaan Air bersih di Indonesia. Menghemat air adalah kewajiban semesta, kewajiban kita semua, karena air adalah hak setiap manusia. Wacana ini adalah seni, bagaimana sesuatu yang bagi orang lain tidak berguna  kita dapat menjadikannya berharga  dan bermakna.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Light Green Pointer